Rekomendasi Buku-Buku Sapardi Djoko Damono tentu tak hanya terbatas pada satu buku saja, melainkan banyak dari karyanya yang terkenal di dunia kesusastraan
Di antara puluhan karyanya, Sapardi Djoko Damono memang mulai dikenal secara luas baik dari dunia sastra mapun di luar dunia sastra melalui Hujan Bulan Juni. Garapan yang ditulisnya pada rentang tahun sekitar 1960-1990-an tersebut meledak ketika dialihwahanakan ke dalam layer lebar.
Namun, tahukah kalian bahwa ada beberapa karya Sapardi Djoko Damono yang juga tercatat sebagai karyanya yang terbaik? Mayoritas datang dari bukunya yang berjenis puisi. Ini bukan kebetulan, sebab Sapardi memang seorang penyair terkemuka yang dimiliki Indonesia. Buku-buku tersebut beberapa di antaranya terbit pada dekade 1990-an, dan ada beberapa yang terbit pada dekade 2000-an. Apa saja?
Berikut Semilir rekomendasikan selengkapnya.
DukaMu Abadi
Buku puisi ini merupakan karya Sapardi Djoko Damono yang pertama dalam bentuk kumpulan puisi. Diterbitkan pada tahun 1969. Sajak-sajak di dalamnya ditulis Sapardi pada rentang waktu 1967-1968. Belakangan ini, buku tersebut telah beberapa kali naik cetak atau dicetak ulang.
Buku DukaMu Abadi berisikan 52 halaman dan terdiri dari kurang lebih 42 judul puisi. Buku tersebut dicetak ulang juga pada tahun 1975. Buku DukaMu Abadi dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama menunjukkan sajak-sajak yang ditulis pada tahun 1967, sementara yang bagian kedua menunjukkan sajak-sajak yang diselesaikan tahun 1968. Salah satu judul puisi yang menonjol di dalam buku tersebut adalah Hari Pun Tiba.
Perahu Kertas
Barangkali karya Sapardi yang satu ini kurang banyak menjadi perhatian masyarakat luas. Tetapi dalam konstelasi sastra, buku ini sangat terkenal pada masanya. Adalah Perahu Kertas, buku puisi Sapardi yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1983.
Buku puisi Perahu Kertas berisikan kurang lebih 50 halaman, dan diterbitkan oleh penerbit Balai Pustaka. Puisi-puisi dalam buku ini sangat prosais dan puitis. Salah satu judul puisi terbaik di dalamnya ialah Perahu Kertas, yang sekaligus diambil menjadi judul dari buku kumpulan puisi tersebut.
Ayat-Ayat Api
Masuk dekade 2000-an, Sapardi kembali menerbitkan buku puisi yang berjudul Ayat-Ayat Api. Sebelum dicetak ulang oleh banyak penerbit, buku puisi ini pertama kali diterbitakan pada tahun 2000 oleh Penerbit Pustaka Firdaus. Terdiri dari 158 halaman.
Buku puisi Ayat-Ayat Api berisikan 3 bagian yang terpisah. Buku itu juga menangkap fenomena yang beragam dari kehidupan. Beberapa judul puisi yang sampai sekarang masih sering ditemukan yang ada dalam buku tersebut antara lain Bunga Randu Alas, Dongeng Marsinah, dan Tentang Mahasiswa yang Mati , 1966.
Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro
Di dalam dunia kepenyairan, tentu semua sastrawan mengenal buku puisi ini. Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro juga merupakan buku puisi Sapardi yang terbaik. Buku yang berisikan 99 halaman ini diterbitkan pertama kali pada tahun 2002. Setahun selepas terbitnya Ayat-Ayat Api. Buku ini diterbitkan oleh penerbit Indonesia Tera.
Ada Apa Berita Hari Ini, Den Sastro mengungkap banyak hal dengan gaya yang naratif, dan tentu masih dalam suasana yang liris. Puisi-puisi di dalam buku ini lebih panjang dan juga lebih berfragmen. Salah satu judul puisi yang terkenal di dalamnya tentu adalah Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro, yang memiliki panjang sekitar 11 halaman.
Namaku Sita
Berikutnya adalah kumpulan puisi Sapardi yang bernuansa epos. Namaku Sita diterbitkan pertama kali pada tahun 2012. Puisi ini menerangkan secara tidak langsung kisah hidup dari tokoh Sinta, salah satu karakter dalam Ramayana. Dalam versi tahun 2017, buku ini berisikan 73 halaman.
Namaku Sita adalah salah satu buku yang ditulis Sapardi pada masa senjanya, yakni di umur 72 tahun. Masa tua ternyata semakin menajamkan sensibilitasnya dalam menulis puisi. Terlihat dalam puisi-puisi yang ada pada buku Namaku Sita sangatlah informatif dan indah.
Kolam
Edisi pertama Kolam terbit pada tahun 2009. Menjadi buku puisi terbaik pilihan tempo pada tahun yang sama. Dari namanya, buku sekilas buku ini memang sedikit tidaklah terasa menarik. Tetapi yang terjadi sebaliknya, Kolam merupakan hasil dari rentetan kepenyairan Sapardi yang bisa dibilang sangat gemilang.
Kolam berisikan 120 halaman dan terdiri dari 51 judul puisi. Di dalamnya terbagi menjadi 3 bagian. Puisi-puisi yang terkenal di dalamnya antara lain sekumpulan Sonet, Jejak Burung, Pohon Belimbing, dan masih banyak lagi.
Itulah sekumpulan karya terbaik Sapardi di luar dari Hujan Bulan Juni-nya yang meledak di pasaran. Sepanjang hidupnya, Sapardi telah menelurkan beragam karya tulis, mulai dari puisi, novel, sampai terjemahan. Ia menutup usia pada 19 Juli 2020.