Romola: Romansa Getir Berlatar Era Renaissans
Romola: Romansa Getir Berlatar Era Renaissans

Sudah menjadi hal lumrah memilih pasangan berawal dari fisik dan pembawaan dirinya. Sayangnya, dua hal luar tersebut terlampau dipercaya hingga membutakan diri mengenal sang calon lebih jauh. Itulah kira-kira yang menjadi pokok dari cerita romansa berjudul Romola karya George Eliot atau Mary Ann Evans. Terdengar sederhana tetapi premis tersebut hingga sekarang masih menjadi acuan manusia modern. 

George Eliot mengetengahkan Tito Melema, seorang imigran asal Yunani, yang terdampar di Florentina. Saat itu, Florentina menjadi primadona dunia sebab perannya sebagai cikal bakal era Renaissans yang berkembang antara abad ke-15 dan ke-16. Florentina begitu “hidup” dengan seni, agama, dan kehidupan sosialnya. Saat tiba di kota tersebut, Tito bukanlah siapa-siapa. Dengan “modal” benda antik dan langka, termasuk cincin, Tito secara cepat melakukan yang sekarang disebut sebagai panjat sosial.

Salah satu “jalan ekspresnya” adalah dengan mengambil hati Bardo de’Bardi, seorang terpelajar sekaligus kolektor barang antik. Bardo tidak bisa melihat tetapi gigih ingin membangun perpustakaan dan museum. Faktanya, hanya itulah yang menjadi dunianya sehingga “menutup” akses bagi Romola de’Bardi dari dunia luar. Romola digambarkan sebagai anak cerdas dan begitu mengabdi bagi ayahnya. Bardo yang cukup keras kepala bertentangan dengan putra pertamanya, Dino atau Fra Luca. Hingga akhir hayatnya, ayah dan anak tetap bersitegang lantaran beda pendapat.

Tito jatuh cinta pada Romola, atau setidaknya pada awalnya. Berkat kelihaiannya dalam membawa diri dan kecerdasannya, Bardo sangat bersimpati terhadap Tito. Ia cepat memperoleh restu dari Bardo untuk menikahi Romola. Sungguh sayang kebahagiaan mereka hanya seumur jagung. Perlahan, karakter asli Tito mulai terkuak. Ini berawal dari keengganan Tito memenuhi janjinya ke almarhum Bardo untuk membangunkan perpustakaan. Malahan, Romola marah besar begitu mengetahui suaminya menjual koleksi buku sang ayah tanpa izin darinya.

Uang hasil penjualan tetap Romola ambil untuk membayar utang ke ayah baptisnya, Bernardo del Nero. Kemudian, ia mencoba melarikan diri dari masalah rumah tangganya tetapi kehadiran pendeta Fra Girolamo Savonarola membuatnya kembali ke Florentina menyelesaikan polemik rumah tangganya.

Bukannya berujung rujuk, Tito dan Romola semakin menjauh. Bahkan Romola malah mengetahui rahasia gelap sang suami mengenai ayah angkatnya dan perempuan lain yang pernah ia “nikahi”. 

Proyek ambisius George Eliot yang berhasil dieksekusi

Romola merupakan novel yang berbeda dari yang pernah ditulis oleh George Eliot atau yang bernama asli Mary Ann Evans. Ini menjadi satu-satunya fiksi sejarah, berlatar di luar Inggris, serta begitu kental dengan politik. Sebagai penggemar berat tulisan-tulisan George Eliot, saya merasakan perbedaan mencolok antara Romola dengan novelnya yang pernah saya baca. Meski sarat dengan kisah romansa, Romola begitu berbeda dari segi latar, penokohan, hingga pesan moral secara garis besarnya.

Novel ini dikerjakan dengan riset yang sangat mendalam. Saya cukup kewalahan dalam membacanya sebab minimnya pengetahuan mengenai era Renaissans. Eliot memakai dua tokoh utamanya untuk memperkenalkan ke pembaca tokoh penting sejarah yang benar-benar sungguhan.

Sebagai contoh adalah pendeta Girolamo Savonarola yang terkenal pada masa itu sebab membuat ramalan tentang kemenangan warga sipil. Ia juga mendorong penghancuran seni dan budaya sekuler serta mempromosikan pembaharuan Kekristenan. Romola menjadi dekat dengan pendeta ini, bahkan membuatnya tegar menghadapi prahara rumah tangga serta terlibat dalam kerja sosial saat penyakit dan wabah kelaparan melanda Fiorentina. 

Berbicara tentang era Renaissans tentunya tidak bisa lepas dari keluarga Medici, yang sangat berpengaruh saat itu. Berkat kesuksesannya di bidang perbankan, keluarga ini mendanai banyak proyek seni dan bangunan. Novel ini sendiri mengambil latar waktu antara kematian Lorenzo de Medici pada April 1492 dan eksekusi pendeta Savonarola akibat tuduhan klenik atau bid’ah pada Mei 1498. Invansi Charles VIII ke Italia pada 1494 juga disebutkan di sini.

Begitu kuatnya riset sejarah membuat elemen fiksi dan non-fiksi sangat mulus membaur. Rasanya saya setuju ada yang menyebut novel ini seperti ensiklopedia era Renaissans di Fiorentina. Hanya saja, saya merasa sang penulis sedikit berat sebelah tentang sejarahnya sehingga eksplorasi tokoh protagonis seharusnya dapat lebih mendapatkan tempat. 

Misalnya, porsi pertengkaran antara Tito dan Romola tidak terlalu banyak. Padahal, konflik suami dan istri ini yang menjadi “jualan” utamanya. Romola yang di ujung cerita tampil menjadi pahlawan bagi kaum papa terlihat kurang banyak menentang kebohongan dan pengkhianatan suaminya. Atau, konflik frontal antara Tito dan ayah angkatnya, Baldassare Calvo, yang seharusnya lebih dari sekali mengingat dosa Tito ke orang yang sangat menyayanginya tersebut.

Terlepas dari itu semua, novel ini sangat saya rekomendasikan bagi siapapun yang ingin mencicipi seperti apa kehidupan masyarakat era Renaisans di Fiorentina. Romansa khas klasik cocok dijadikan bacaan bermutu tinggi mengenai budaya masyarakat di abad ke-15 dengan segala kesederhanaan dan kepatuhan tinggi terhadap pendeta dan gereja.

Dan seperti biasanya, tulisan George Eliot begitu indah dan dalam. Untuk Romola, saya merasakan gaya penulisannya lebih sulit dengan untaian kalimat panjang dan relatif berat. Ada banyak percakapan antar tokoh yang memuat tema cukup berat, seperti mengenai penghargaan terhadap ilmu pengetahuan dan Tuhan hingga perdebatan soal ilmu pengobatan. Saya rasa Eliot menyesuaikan gaya tersebut dengan gaya bicara orang masa itu.

Apabila sudah menyesuaikan diri dengan gaya seperti itu maka novel ini akan terbaca seru dan indah. Perihal aspek sejarahnya yang kental, jangan khawatir sebab Anda masih bisa mencari informasinya melalui Internet sambil membacanya.

Identitas Buku Ini

Judul: Romola
Penulis: George Eliot
Tahun Terbit Perdana: 1862-1863
Penerbit: Everyman’s Library
Tahun Terbit Edisi Ini: 1999
Pengenalan, catatan, dan lainnya: J.M Dent
Bahasa: Inggris
Tebal halaman: 580 halaman

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here