Beberapa minggu yang lalu dunia digemparkan dengan kemirisan sebuah negara yang mengalami krisis pada era modern: Lebanon. Ini sangat memprihatinkan. Negara yang dulunya makmur dan sejahtera dan dikenal dengan pusat peradaban ekonomi paling kaya dan terbesar di Timur Tengah malah terjerumus dalam gelapnya kemiskinan. Dalam catatan sejarah, Lebanon kerap terlibat sejumlah konflik dengan negara tetangganya di Timur Tengah.
Tentunya sebagian dari kalian bertanya, kok bisa ya di zaman modern ini masih ada negara yang mengalami krisis moneter? Negara manakah itu? Bagaimana situasi dan keadaan masyarakat di negara itu? Kemungkinan besar kita sudah tidak asing lagi ketika mendengar tentang Lebanon. Pastinya kita sering mendengar beberapa konflik di media maupun dari cerita orang lain. Sebelum membahas lebih jauh tentang konflik yang marak terjadi saat sekarang, sebaiknya kita kenali dulu sejarah dan profil dari negara Lebanon.
Profil
Lebanon adalah sebuah negara yang berada di Timur Tengah yang memiliki garis pantai yang membentang sekitar 225 kilometer di sepanjang Laut Tengah. Beberapa kota-kota besar Lebanon, yaitu Beirut, Tripoli, dan Sidon. Beirut adalah ibukota negaranya.
Bendera lebanon menampilkan sebuah pohon aras berwarna hijau dengan latar belakang putih dan diapit oleh dua garis merah horizontal di bagian atas dan bawahnya. Koullouna Lilouataan Lil Oula Lil Alam adalah lagu kebangsaan Lebanon, dengan lirik dikarang oleh Rachid Nakhlé dan lagu oleh Wadih Sabra.
Adapun luas negara Lebanon sekitar 10.452 km2. Pada bagian tengah dan Timur Lebanon didominasi oleh beberapa Pegunungan yang juga membentang sepanjang negara dari Utara ke Selatan. Titik yang paling tinggi di Lebanon ada pada Gunung Qurnat as Sawda dengan ketinggian 3.088 meter di atas permukaan laut.
Negara Lebanon mempunyai sebuah lembah yang panjang dan sempit yang terbentang di antara pegunungan Lebanon sebelah barat dan pegunungan Anti-Lebanon disebelah Timur. Lembah ini memiliki peran penting dalam pertanian dan budidaya anggur. Lebanon juga berbatasan dengan Suriah di sebelah utara dan timur, dan dengan Israel di sebelah selatan.
Nah, yang sering kita ketahui tentang sumber ketegangan dan konflik yang kerap kali terjadi di Lebanon adalah di garis perbatasan Lebanon dengan Israel yang ditandai oleh Israel dengan membangun “pagar teknis” dengan kawat beraliran listrik sepanjang 79 kilometer Lebanon, dan sekitar 50 meter di selatan Garis Biru.
Bahasa resmi yang digunakan di negara ini adalah bahasa Arab dengan mata uang Pound Lebanon akan tetapi bahasa Inggris dan bahasa Perancis digunakan secara luas,sebagian orang-orang di negara ini menggunakan bahasa Perancis karena menjadi koloni Perancis sedangkan bagi kaum generasi muda,mereka menggunakan bahasa Inggris.
Perdana Menteri Lebanon saat ini adalah Najib Mikati, seorang politisi dari partai Tayyar Al Azm yang menjabat sebagai Perdana Menteri Lebanon dalam dua periode. Sedangkan Michel Aoun memegang kekuasaan kepresidenan di negara Lebanon.
Berbicara tentang kepercayaan yang dianut oleh orang-orang di Lebanon, seperti yang diperkirakan oleh CIA World Factbook bahwasannya terdapat 54% penganut Islam (27% Syiah, 27% Sunni), Kristen 40.5% (meliputi 21% Katolik Maronit, 8% Ortodoks Yunani, 5% Katolik Melkit, 1% Protestantisme di Lebanon, 5.5% Kristen lainnya), Druze 5.6%, sejumlah yang sangat kecil dari Yahudi, Baha’i, Buddha, Hindu, dan Mormon (katadata.co).
Sama halnya dengan negara-negara lain yang memiliki makanan khas, Lebanon juga mempunyai empat makanan khas seperti Nasi Pilaf, sama seperti nasi dan bihun yang terpisah jika itu di Indonesia. Kefta,adalah kue khas yang diisi daging cincang dan rempah, Hummus, Falafel,Manakeesh (roti datar dengan topping) dan yang terakhir Shish Kebab dan Kibbeh.
Sejarah
Konon pada abad ke 1 SM, Lebanon menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi. Adapun kota-kota penting seperti Baalbek dan Biblos menjadi pusat kebudayaan dan perdagangan. Beberapa daerah di Lebanon pada zaman kuno dihuni oleh berbagai kalangan bangsa seperti bangsa Fenisia, Asyur, Babilonia, Persia, dan Yunani. Fenisia, yang merupakan peradaban paling terkenal, terkenal karena kemahiran mereka dalam pelayaran, perdagangan, dan pembuatan lilin ungu.
Kemudian pada abad ke-7 Masehi, pasukan Muslim menaklukan wilayah Lebanon dan memperkenalkan agama Islam yang kemudian menyebar ke seluruh pelosok Lebanon dan hingga kini kepercayaan penganut Islam menjadi yang paling banyak di Negara Lebanon. Masih berada pada abad ini Lebanon mengalami perluasan ekonomi dan budaya yang signifikan dari Negara Arab yang membawa peradaban ke dalam negara Lebanon. Namun, sebelum memasuki periode modern awal, pada abad ke-16 Lebanon diambil alih oleh Kesultanan Utsmaniyah dan menjadikan Lebanon bagi dari wilayah Administratifnya. Untuk diketahui bahwa
Kekhalifahan Utsmaniyah (1517–1924), di bawah wangsa Utsmaniyah dari Kesultanan Utsmaniyah, adalah kekhalifahan Islam Sunni terakhir pada akhir Abad Pertengahan dan awal zaman modern. Pada zaman pertumbuhan Utsmaniyah, para penguasa Utsmaniyah mengklaim otoritas khalifah sejak Murad I merebut Edirne pada 1362.
Kesultanan Utsmani berawal dari keturunan suku Kabilah di Turkmenistan pada abad ke-12, yang merupakan pengembara dari Kurdistan ke Anatolia.
Ketika memasuki periode modern awal pada abad ke-20, negara Lebanon direbut oleh pasukan Prancis selama Perang Dunia I dari tangan Utsmaniyah dan langsung mendirikan mandat di bawah Liga Bangsa-Bangsa. Seiring berjalannya waktu yang relatif lama dengan iringan perjuangan dan keberanian alhasil Lebanon meraih kemerdekaannya pada 22 November 1943. Negara ini menjadi sebuah republik parlementer dengan sistem politik yang dibagi berdasarkan identitas agama. Meskipun sebagian besar periode ini relatif stabil, terjadi konflik politik, pergolakan sosial, dan serangkaian perang saudara.
Terjadinya perang saudara di Lebanon merupakan tragedi yang sangat paling gelap dalam sejarah Lebanon. berlangsung dari 13 April 1975 hingga 13 Oktober 1990. Konflik ini melibatkan berbagai kelompok agama dan politik,termasuk suku-suku Kristen, Muslim, dan Palestina. Dampak atau akibat dari perang ini adalah tewasnya ribuan orang,jutaan orang mengungsi,dan mengalami kehancuran infrastruktur negara.
Diperkirakan sekitar 150 ribu hingga 230 ribu warga sipil tewas akibat peperangan tersebut. Sekitar satu juta jiwa lain, sekitar seperempat populasi negara tersebut, terluka dan 350 ribu penduduk mengungsi. Tidak diketahui secara jelas faktor pemicu peperangan tersebut. Keterlibatan Suriah, Israel, Amerika Serikat, dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) telah memperburuk konflik tersebut. Pertempuran sempat terhenti pada 1976 karena ada mediasi dari Liga Arab dan intervensi Suriah. Pertempuran ini terpusat di Lebanon Selatan (Republika.id).
Setelah perang berakhir, Lebanon berusaha membangun kembali negaranya dan memulihkan stabilitasnya. Meskipun terjadi perubahan politik dan ketegangan sesekali, negara ini berhasil memulihkan sebagian besar ekonominya dan menjadi tujuan pariwisata serta pusat keuangan regional.
Adapun warisan sejarah dan jejak budaya Lebanon yang sangat kaya yang mencakup lebih dari 7.000 tahun. Banyak sekali situs arkeolog yang menarik seperti Kota Kuno Baalbek di Kuil Romawi, Kota Kuno Byblos merupakan kota tertua yang terus dihuni di dunia. Lebanon juga merupakan rumah bagi berbagai kelompok etnis dan agama yang hidup berdampingan. Masyarakat Lebanon terdiri dari orang-orang Arab, Kristen, Muslim, Druze, dan komunitas minoritas lainnya. Keragaman ini tercermin dalam bahasa, arsitektur, seni, musik, dan masakan Lebanon yang terkenal.
Suku Asli
Ada beberapa suku-suku asli Lebanon yang sejak dahulu kala sudah menetap di wilayah Lebanon, yaitu Maronit, Druze, Sunni, Syiah. Suku Maronit adalah suku asli Lebanon yang merupakan bagian dari Gereja Maronit, sebuah gereja Katolik Timur yang memiliki hubungan historis dengan Gereja Katolik Roma. Mereka merupakan salah satu kelompok agama terbesar di Lebanon.
Suku Druze adalah kelompok etnis dan agama yang ada di Lebanon. Mereka memiliki keyakinan agama yang unik dan terpisah dari Islam dan Kristen. Druze memiliki kehadiran signifikan di Lebanon, Suriah, dan Israel. Suku Sunni adalah salah satu cabang utama dalam Islam dan juga merupakan suku asli Lebanon. Mereka merupakan kelompok mayoritas di Lebanon dan memiliki pengaruh politik dan sosial yang kuat. Suku Syiah juga merupakan salah satu cabang dalam Islam dan memiliki komunitas yang signifikan di Lebanon. Mereka umumnya terkonsentrasi di daerah-daerah seperti Beirut selatan, selatan Lebanon, dan Lembah Bekaa.
Adapun dari dua komunitas keagamaan seperti Kristen Ortodoks dan Kristen Katolik yang menetap dan bergabung di wilayah Lebanon. Kristen Ortodoks Lebanon adalah komunitas Kristen yang berafiliasi dengan Gereja Ortodoks Timur. Mereka memiliki kehadiran yang kuat di Lebanon dan memainkan peran penting dalam kehidupan politik dan sosial negara tersebut. Sedangkan komunitas Kristen Katolik membawa perbedaan seperti pada Gereja katolik Maronit, Gereja Katolik Melkit,dan Gereja Katolik Roma. Mereka memiliki kehadiran yang signifikan dan merupakan komunitas agama minoritas terbesar di Lebanon.
Selain suku-suku di atas, Lebanon juga memiliki beragam kelompok etnis dan agama lainnya, seperti orang-orang Armenia, orang-orang Kurdi, dan komunitas Yahudi. Lebanon secara historis merupakan negara yang multikultural dan multireligius, dan keberagaman ini merupakan salah satu ciri khas dari masyarakat Lebanon.
Perang dan Krisis
Lebanon seringkali bermasalah dan mengalami berbagai konflik dengan negara-negara tetangga akibat perebutan kekuasaan dan pengaruh politik. Seperti terlibat konflik perang dengan Israel tahun 1982 yang merupakan salah satu konflik yang paling terkenal di Timur Tengah. Keduanya berperang melalui serangan udara dan pertempuran di perbatasan. Lebanon juga terlibat konflik dengan Suriah pada 1976 ini mencakup pada invasi Suriah ke Lebanon yang masuk dalam rentetan perang saudara Lebanon. Suriah juga memiliki pengaruh politik dan militer yang signifikan di Lebanon selama bertahun-tahun lamanya.
Negara berdekatan lainnya seperti Palestina pun terlibat konflik perang dengan Lebanon yang mana keduanya memiliki pertikaian terkait masalah Palestina. Beberapa kelompok Palestina seperti Organisasi Pembebasan Palestina atau Palestinian Liberation Organization (PLO). Organisasi ini dibentuk pada 28 Mei 1964 dengan tujuan untuk memerdekakan Palestina pun juga terlibat dalam pertempuran di Lebanon. Adapun Uni Soviet juga ikut memberikan dukungan militer dan logistik kepada pihak-pihak tertentu yang berperang di Lebanon. Hal ini yang membuat Lebanon geram dan kewalahan. Namun, ini terjadi hanya melalui proxy dan dukungan terbatas.
Beberapa pasukan Internasional juga terlibat dalam misi penjaga perdamaian selama perang di Lebanon. Pasukan PBB, seperti (UNIFIL) atau United Nations Interim Force in Lebanon, adalah salah satu yang paling berperan secara signifikan.