Mari membicarakan serial Naruto. Tapi sebelum itu, perlu Anda ketahui sebuah fakta: Sejak Jokowi menjalankan periode kepemerintahannya, ia dan Luhut Binsar Pandjaitan bagai sepasang sejoli gempet, meski tidak secara fisik. Tak ada kebijakan yang lepas dari campur tangan penanganan Luhut, begitu pula sebaliknya.
Menariknya, Luhut tak pernah mengeluh dan juga tak kenal lelah. Saya curiga, bahwa di satu perjalanan Naruto sebelum Perang Ninja ketiga, ia sempat melakukan hubungan dengan seseorang.
Dengan adanya hubungan itu, lahirlah seorang Ninja baru yang dikenal oleh masyarakat sebagai Lord Luhut.
Naruto yang berasal dari keluarga Uzumaki dikenal sebagai keluarga yang memiliki chakra melimpah. Luhut adalah karakter yang demikian. Ia memiliki anugerah chakra tak terbatas dan sanggup mengatasi segala hal besar.
Serial Naruto yang berlanjut menjadi Boruto kini mulai masuk ke era baru, memasuki tahap era modern. Lebih lebih lagi, Naruto yang memiliki darah Ninja dan Kurama kini tak lagi sekuat dulu, karena pada Boruto Chapter 55 lalu, Kurama mati setelah membantu Naruto melawan Otsutsuki.
Kekuatan Bijuu kemungkinan tak lagi hadir dalam serial ini. Meskipun tetap saja Konoha memiliki kesempatan sebagai desa Adidaya di banding desa lainnya. Hal ini dikarenakan mereka sudah memiliki teknologi maju.
Misalnya dalam salah satu scene pertarungan Boruto menjalani tes Jounin, ia berinisiatif menggunakan alat duplikat jutsu yang dibuat oleh Kabuto. Maka dari itu, kemungkinan perubahan budaya Shinobi menuju era teknologi modern agaknya tak terhindari.
Salah satu penanda terbaik era baru ini adalah masalah yang tak lagi kuno, seperti pencurian gulungan jutsu terlarang. Bagaimanapun, masalah-masalah kali ini barangkali lebih kompleks. Belum lagi perkembangan sains dan teknologi yang telah Konoha alami.
Era Baru Konoha
Bagai keluar dari Abad Pertengahan, Konoha memiliki intensitas interaksi yang tinggi dengan perkembangan Sains. Konoha kini dihadapakan oleh problem baru yang dibawa oleh Teknologi dan Sains seperti Industri teknologi.
Bila dahulu para ninja Konoha bertarung atas nama Jutsu dan otoritas pengetahuan yang dipegang oleh tetua desa, di chapter-chapter selanjutnya Konoha akan berhadapan dengan otoritas pemodal pemegang kuasa teknologi.
Dahulu Konoha hanya mengenal perang antar desa dan keluarga, seperti era komuni atau suku. Memasuki era Modern dan Teknologi, Konoha akan dihadapkan oleh kesenjangan sosial antara superpower dan lowpower.
Bila era ini telah tiba, yang terjadi tidak hanya perang antar desa dan keluarga, tetapi juga perang antar kelas sebagaimana yang terjadi pada permulaan awal abad 19. Ketika perang Ninja sudah berisi perang antar kelas, maka masalah tak hanya soal manusia, tetapi juga iklim.
Sebagaimana tampak pada masifnya geliat resiko iklim industri yang dialami di belahan dunia. Resiko ini adalah keniscayaan akibat otoritas sains yang ditopang Kapitalisme—yang nantinya akan dihadapi Konoha.
Saat era itu tiba, maka Masashi Kishimoto sebagai Mangaka Naruto akan membutuhkan tokoh baru. Saya meyakini bahwa Uzumaki Luhut yang berpotensi sebagai tokoh antagonis dari keluarga Uzumaki.
Ia boleh jadi sebagai pengganti Madara yang memiliki ambisi besar untuk menguasai dunia.
Beberapa prestasi Menteri Luhut antara lain adalah menduduki enam tempat kedudukan penting yang ada di Indonesia: Menteri Ad Interim, Ketua Tim Nasional Peningkatan Produksi Dalam Negeri, Wakil Ketua Komite Penangan Covid 19 dan Pemilihan Ekonomi Nasional, Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali, Ketua Dewan Pengarah Penyelamatan Danau Nasional, Ketua Tim Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan terakhir Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Dan segala perintah Jokowi, Luhut terima dengan legowo dan tanpa lelah. Tapi di manakah Uzumaki Luhut akan berada? Apakah akan ada Akatsuki baru? Atau ia akan memiliki aliansi lain di cerita serial Boruto selanjutnya?