3 Tahap Selling Digital Marketing: Branding, Marketing, Hingga Omzet Naik
3 Tahap Selling Digital Marketing: Branding, Marketing, Hingga Omzet Naik

Katanya, kalau memanfaatkan online, ada tiga keunggulan penting yang dapat diperoleh : jangkauan lebih luas, waktu proses lebih cepat, dan biayanya lebih hemat? Apa benar? Sependek dan sedangkal pemahaman Saya, 3 keunggulan ini benar adanya, namun ada catatan dan tanda bintangnya.

Jangkauan lebih luas -> Tapi bukan meluas tanpa batas.

Waktu proses lebih cepat -> Tapi bukan sak dheg sak nyet, bukan instan sekedipan mata langsung jadi dan ada hasilnya.

Biaya lebih hemat -> Tapi bukan benar benar nol modal tanpa biaya sama sekali.

Nah, ini yang sering jadi kesalahan pondasi berpikir yang dialami oleh brand yang baru ngintip ngintip, menjajaki, dan memulai transformasi proses digital marketingnya. Kalau tidak diberi pemahaman yang utuh, penuh, dan menyeluruh, digital marketing akan dianggap sebagai ilmu sulapan, mengabaikan dan mengesampingkan proses yang tentu saja tetap ada dan perlu ditempuh.

Dampaknya, akan kemrungsung, kurang sabaran, dan gupuh gupuh, kok tidak lekas naik omzetnya? Kok tidak segera beranjak penjualannya? Kok tidak melonjak drastis transaksinya?

Kan Saya sudah keluar uang untuk gaji teamnya, keluar biaya untuk beli alat dan perangkat, gadget dan device, udah bayar biaya jasa konsultan digital marketingnya, duh, jadi ikutan kena.

Ibaratnya begini, seumpama ada toko madu, tempatkan dan posisikan bahwa team digital marketing adalah sebuah toko baru, maka jika di offline, sebuah toko kalau mau dibuka, kudu sewa dulu rukonya, melakukan renovasi kecil kecilan, interior dan eksterior dipoles, dikasi etalase dan kelengkapan lain.

Dari situ, untuk sewa ruko sudah keluar biaya, renovasi sudah keluar biaya, etalase keluar biaya.

Pertanyaannya, apakah Kita sudah bisa menanyakan, toko itu sudah ngomzet berapa? Tentu saja belum bisa, karena posisi masih di renovasi.

Hal yang sama saat analogi serupa Kita bawa ke Team digital marketing. Sebulan sampai sekian bulan pertama, prosesnya kurang lebih ya sama. Masih pengkondisian, renovasi, pembangunan bagian sana dan sini, ada pekerjaannya, tapi belum bisa dibahas dan ditanya, sudah dapat omzet berapa.

Karena meski digital marketing ini jangkauan luas, waktunya cepat, dan biaya hemat, tapi bukan tak terbatas, bukan instan, dan tidak tanpa biaya.

Anggap saja lini waktu 3 bulan perjalanan, maka :

Bulan pertama meniti proses BRANDING, tahapan dari tidak tahu -> menjadi tahu, belum ada omzet, baru pengenalan.

Bulan kedua menempuh proses MARKETING, tahapan dari tidak minat -> menjadi minat, belum ada omzet, baru ada leads atau prospek calon pembeli.

Bulan ketiga memulai proses SELLING, tahapan dari tidak beli -> menjadi beli, sudah mulai ada omzet, ada konsumen yang beli dan belanja.

Nah, saat ada konsumen, jangan lupa didata, siapa dan nomer WA berapa. Jalin komunikasi, jangan minta testimoni, tapi justru buka percakapan dengan : apa kekurangan yang ditemukan dari pengalaman belanja produk Kita?

Karena kalau tidak ada kekurangan, maka Kita bisa percaya diri untuk melakukan follow up agar sang konsumen beli lagi, dan jika pun ada kekurangan, maka Kita akan punya ruang melakukan identifikasi dan recovery, memperbaiki kesalahan dan menambal kekurangan, untuk kemudian, percaya diri, kembali menawari sang konsumen, untuk berubah status dari pembeli yang cuma sekali, jadi pelanggan yang mau belanja terus, lagi dan lagi.

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here