Pernah nggak sih kamu merasa ada ketidakadilan di sekitar kita? Nah, ketidakseimbangan kekuasaan antara yang punya kuasa dan yang nggak punya kuasa bisa jadi sumber dari semua itu. Salah satu contohnya adalah hubungan antara masyarakat dan pemimpinnya. Di sini, masyarakat yang nggak punya kuasa sering kali harus nurut sama pemimpin yang punya kuasa penuh. Ketidakseimbangan ini bikin banyak masalah, lho.
Tapi, nggak cuma di lingkungan masyarakat aja, loh. Ketidakseimbangan kekuasaan juga sering muncul dalam hubungan romansa atau keluarga. Dominasi laki-laki sering bikin perempuan nggak bisa nolak dan jadi korban. Budaya patriarki bikin perempuan nggak punya kuasa buat melawan. Nggak adil banget, kan?
Nah, cerita ini juga ada dalam novel “Renjana” karya Elalicia yang terbit tahun 2021. Dalam novel ini, Elalicia menggambarkan bagaimana relasi kuasa jadi alat pengendalian kaum bawah, terutama perempuan. Di Kerajaan Majapahit, sistem kasta bikin kasta tertinggi punya kekuasaan mutlak. Nggak cuma kasta, tapi perempuan juga ditindas karena ketimpangan kekuasaan. Dalam cerita ini, laki-laki memegang kendali penuh atas keluarga dan perempuan. Budaya patriarki bikin perempuan semakin terikat aturan yang ketat. Perempuan jadi nggak berdaya dan nggak bisa bersuara. Mereka cuma boleh patuh tanpa bisa menyuarakan pendapatnya. Sedih banget, ya?
Karena ketimpangan kuasa ini, nggak heran kalau perempuan sering jadi korban tanpa ada pembelaan. Fenomena ini masih relevan sampai sekarang, lho. Banyak kasus kekerasan seksual pada perempuan karena ketimpangan kekuasaan yang ada di masyarakat. Patriarki bikin perempuan nggak bisa melawan.
Melalui novel ini, Elalicia mengajak pembaca untuk sadar pentingnya keadilan dan solidaritas antar kelompok. Dominasi kekuasaan yang disalahgunakan hanya merugikan orang lain, terutama perempuan. Novel ini mendorong perubahan pandangan masyarakat tentang keadilan bagi kaum perempuan dan pentingnya kesetaraan. Relasi kuasa dalam novel ini mencerminkan realitas sosial pada saat itu. Novel ini memberikan gambaran tentang hubungan kekuasaan yang nggak seimbang serta ketidakadilan dan penderitaan yang diakibatkan oleh ketimpangan kekuasaan. Hal ini bikin kita semakin sadar akan pentingnya kesetaraan.
Relasi kuasa adalah fenomena sosial yang kompleks dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Memahaminya bisa memberi kita pemahaman lebih baik tentang ketidakseimbangan dan ketimpangan dalam kehidupan sosial dan kekuasaan. Dengan begitu, kita bisa memperbaiki relasi kuasa dan membangun masyarakat yang inklusif dan adil.
Dari cerita ini, kita bisa belajar bahwa relasi kuasa dalam novel mencerminkan keadaan sosial dan politik saat itu. Penulis bisa memanfaatkan relasi kuasa ini untuk mengajukan kritik sosial, membongkar ketidakadilan dalam sistem, dan menyampaikan pesan moral yang kuat. Kita harus memahami kompleksitas kekuasaan dalam sebuah hubungan dan menghindari ketidakseimbangan agar hubungan tersebut bisa berkembang jadi lebih sehat dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat. Dengan begitu, kita diharapkan bisa merangkul keragaman dan memperjuangkan hak-hak setiap individu untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan dalam hubungan sosial. Yuk, kita sama-sama bangun dunia yang lebih adil dan setara!