Nama Inggit Ganarsih memang tak banyak disebut dalam catatan sejarah Indonesia. Namanya hanya sekilas terdengar dan karenanya hanya sedikit orang yang mengetahui atau menelusuri riwayatnya. Tapi, tahukah kamu bahwa Inggit Garnasih adalah salah satu sosok istri setia yang berjasa bagi Soekarno selama masa perjuangan kemerdekaan Indonesia?
Inggit Ganarsih adalah perempuan Sunda yang lahir pada 17 Februari 1888 di Bandung. Ia menikah dengan Soekarno pada 24 Maret 1923 di rumah orang tuanya, di Bandung. Saat itu, ia baru bercerai dengan suami pertamanya. Sama halnya dengan Soekarno yang baru bercerai dengan istri pertamanya, Siti Oetari.
Semasa gadis, Inggit dikenal sebagai sosok gadis tercantik di antara teman-temannya. Banyak pemuda yang menaruh hati dan merebutkannya. Tak heran jika Soekarno juga jatuh hati pada wajah cantiknya.
Di samping wajah cantik yang dimilikinya, Inggit juga dikenal sebagai seorang istri yang setia menemani Soekarno di masa-masa sulit perjuangan kemerdekaan Indonesia. Kisahnya tersebut tertulis dalam sebuah novel dengan judul “Soekarno Kuantar Kau ke Gerbang”. Novel tersebut ditulis oleh Ramadhan K.H. dan diterbitkan oleh Penerbit Sinar Harapan pada tahun 1981.
Novel tersebut mengisahkan kehidupan Inggit Garnasih yang setia mendampingi Soekarno dari ketika masih menimba ilmu di Bandung, menemani di masa-masa sulit Soekarno pada masa pembuangan dan dipenjara, hingga pertemuan Soekarno dengan Fatmawati yang sekaligus mengakhiri kisah cinta keduanya.
Dalam kisahnya bersama Soekarno, Inggit menjadi sosok pendamping yang selalu mendukung suaminya di kala gelisah. Meski ia tidak membaca dan menulis, namun keterbatasan yang dimilikinya tersebut mampu membuat Soekarno muda tumbuh menjadi sosok digelari sebagai singa podium.
Di masa Soekarno di penjara, ia berjuang menafkahi keluarga dari membuat bedak, menjual rokok, hingga menjahit pakaian dan kutang. Kasih sayang tak luput ia berikan agar Soekarno terus semangat berjuang.
Selain itu, perjuangan Inggit juga turut membantu Soekarno dalam menyusun pembelaan “Indonesia Menggugat” dan memberi informasi mengenai situasi yang terjadi di luar penjara. Besarnya rasa cinta Inggit tampak dari kesetiaannya menemani Seokarno saat masa pembuangan di Ende, Nusa Tenggara Timur dan di Bengkulu Pulau Sumatera.
Sayangnya, kasih sayang, kesetiaan, dan pengorbanan yang telah diberikan oleh Inggit ternyata tidak cukup menjaga hati sang proklamator Indonesia. Seokarno jatuh hati pada Fatmawati yang merupakan anak angkat Inggit ketika ikut menjalani masa pengasingan di Bengkulu.
Soekarno meminta izin untuk menikahi Fatmawati dengan dalih untuk mendapatkan keturunan. Sebab, selama menikah, Inggit selalu menolak “dimadu”. Meski Soekarno ingin menikah lagi dengan alasan ingin mempunyai keturunan, Inggit tetap pada pendirinannya dan lebih memilih bercerai. Pada tahun 1942, akhirnya ia resmi bercerai dengan Soekarno dengan sejumlah persayaratan.
Hampir 20 tahun lamanya, Inggit menjalani bahtera rumah tangga bersama Soekarno. Begitu banyak perjuangan dan pengorbanan yang mereka lalui bersama. Meski pada akhirnya harus kandas di tengah perjalanan, namun cinta tulus Inggit pada Soekarno tidak meninggalkan penyesalan.
Penggalan kisah hidup Inggit dalam novel Soekarno Kuantar Kau ke Gerbang menggambarkan bentuk pengorbanan dan perjuangan cintanya sebagai seorang istri setia. Ibu Inggit mampu membawa Soekarno menuju gerbang yang dicita-citakannya. Inggit menjadi sosok rumah yang menjelma sebagai ibu, kekasih, sekaligus kawan bagi Soekarno di masa perjuangan sebelum kemerdekaan.
Banyak moral-moral positif yang dicerminkan dari sosok Inggit Garnasih, rumah kedua Soekarno yang setia. Jika belum membaca novelnya, kamu akan rugi. Terima kasih dan selamat membaca.