Banyak masyarakat awam mengira Soekarno hanya memiliki satu istri, yaitu Fatmawati. Ini karena peran beliau dalam menjahit bendera merah putih.
Namun, tak disangka ternyata selain Fatmawati, ada 8 wanita lainnya yang pernah menjadi istri Soekarno. Perjumpaan pertama kali antara Soekarno dengan calon istrinya biasanya terjadi ketika Soekarno melakukan kunjungan negara ke beberapa tempat, baik tempat di wilayah Indonesia sampai Jepang. Penasaran? Mari kita ungkap siapa saja istri Soekarno.
Siti Oetari Tjokroaminoto
Bukan karena cinta, tepatnya karena Soekarno ingin membantu meringankan beban hidup keluarga Tjokroaminoto. Selain itu, hubungan antara Siti Oetari dan Soekarno banyak yang menganggap seperti hubungan kakak-adik.
Namun, pernikahan ini tak bertahan lama akibat Soekarno yang sibuk dengan urusan politik. Saat itu Siti Oetari juga masih sibuk dengan masa remajanya, mengingat Siti Oetari masih berusia 16 tahun.
Inggit Ginarsih
Pertemuan Soekarno dan Inggit pertama kali terjadi di Bandung, yaitu saat Soekarno tinggal di rumah Sanusi, saudagar dan anggota syariat Islam. Saat itu, Inggit masih menjadi istri sah Sanusi, tetapi Inggit sudah terlanjur jatuh cinta.
Pada akhirnya, Sanusi merelakan Inggit untuk dimiliki oleh Soekarno. Inggit menjadi sosok yang paling penting dalam proses Soekarno menjadi presiden RI.
Pernah suatu kali, ketika Soekarno ditahan di Yogyakarta dan Bandung, Inggit membantu menyelundupkan buku agar Soekarno bisa terus belajar. Namun, setelah 20 tahun pernikahan, Inggit meminta cerai karena tak ingin dimadu.
Fatmawati
Fatmawati adalah ibu negara pertama Indonesia. Karena saat pernikahannya, Soekarno telah menjadi presiden.
Fatmawati menjadi sosok yang penting, karena beliau ikut andil dalam kemerdekaan Indonesia. Fatmawati menjahit bendera merah putih. Maka tak heran jika banyak masyarakat awam yang mengenal Fatmawati sebagai satu-satunya istri Soekarno.
Hartini
Istri Soekarno selanjutnya adalah Hartini. Pertemuan Hartini dan Soekarno pertama kali terjadi saat Soekarno meresmikan teater Ramayana di Candi Prambanan. Dari sini, Hartini menjadi ibu negara kedua setelah Fatmawati.
Naoko Nemoto
Naoko Nemoto ialah satu-satunya istri Soekarno yang berdarah non-Indonesia, yaitu berdarah Jepang. Karena dirinya sudah menjadi ibu negara Indonesia, maka nama Indonesia diberikan padanya, yaitu Ratna Sari Dewi.
Pertemuan pertama kali ketika Soekarno dengan Naoko adalah saat ia melakukan kunjungan ke Hotel Imperial di Tokyo, Jepang. Karena Naoko adalah satu-satunya istri presiden yang berdarah luar Indonesia, maka ada sebutan atau julukan unik. Masyarakat pada zaman pemerintahan Soekarno menyebut Naoko sebagai Dewi Fujin dan Madame Dewi, yang memiliki arti berani berterus terang dalam pengambilan keputusan.
Haryati
Haryati ialah staf bidang kesenian dan seorang penari. Pernikahannya dengan Soekarno tidak terlalu diumumkan ke masyarakat luas. Pernikahannya pun tidak bertahan lama, karena Haryati memiliki sikap yang tidak akur dengan keluarga istri Soekarno yang lain.
Kartini Manoppo
Katini Manoppo adalah seorang pramugari penerbangan Garuda Indonesia dan model yang dilukis oleh Basuki Abdullah. Ketika Soekarno mendatangi pameran lukisan, beliau tertarik dengan sosok Kartini yang dijadikan model lukisan.
Tak lama, Soekarno dan Kartini pun menikah. Namun, dalam pernikahan dan kehamilannya, Kartini dilarikan ke Jerman dikarenakan saat itu suasana Indonesia sedang memanas dengan adanya konflik G-30SPKI.
Yurike Sanger
Terpaut usia yang sangat jauh, karena saat itu Yurike masih duduk di bangku pelajar. Namun, selama 3 tahun pernikahan, Soekarno menyarankan Yurike untuk menggugat cerai karena saat itu Soekarno sudah dilengserkan.
Heldy Djafar
Saat itu, usia Heldy masih 18 tahun dan Soekarno sudah berusia 65 tahun. Meskipun begitu, keduanya memutuskan menikah. Namun, saat itu kondisi Indonesia sedang tidak baik-baik saja, karena Soekarno menjadi tahanan politik sehingga membuat rumah tangga Heldy dan Soekarno tidak bisa diselamatkan.
Sebenarnya, bila dikaji lebih dalam, banyak peristiwa-peristiwa lain yang dialami Soekarno dan perempuan-perempuan yang dinikahinya. Namun, penulis hanya mengutarakan beberapa peristiwa yang menjadi ciri khas pertemuan Soekarno dan istri, hingga bagaimana nasib para istri ketika Soekarno sudah tidak menjadi presiden.
[…] mengetahui atau menelusuri riwayatnya. Tapi, tahukah kamu bahwa Inggit Garnasih adalah salah satu sosok istri setia yang berjasa bagi Soekarno selama masa perjuangan kemerdekaan […]