Anti-kekerasan
Source : phreshouttteam.wordpress.com

Dulu hingga sekarang, kekerasan dan pelecehan seksual masih saja kerap terjadi di kalangan masyarakat, tidak hanya di Indonesia melainkan terjadi di seluruh dunia. Rerata kasus paling banyak dialami oleh kaum perempuan, anak-anak, atau siapa saja yang dianggap sebagai manusia yang lemah. Dampak tindakan kriminal tentu tidak hanya menyerang fisik, namun juga psikis korban yang bisa saja dapat mengarah pada kematian.

Kekerasan seksual ini dapat terjadi di mana saja seperti dalam lingkup keluarga, teman, jenjang pendidikan, bahkan instansi-instansi yang dianggap paling aman pun bisa jadi sarang berbahaya. Maksud saya di sini adalah jika tidak ada perlindungan hukum yang benar-benar tegas, maka apa yang ditayangkan di layar-layar film itu memang benar adanya. Tentu kita tidak mau itu terjadi, bukan?

Namun di era digital ini, media seakan menjadi kunci utama. Berita terbaru secara kilat bisa menyebar ke kuping masyarakat luas. Salah satu dampak positif dari hal itu, tidak sedikit kasus-kasus yang akhirnya diurus, secara mendalam, berkat komentar-komentar warga media massa. Tidak sedikit pula korban-korban yang akhirnya mendapat keadilan dari suara-suara mereka.

Maka dari itu, dari sini kita sadar bahwa pentingnya sebuah usaha untuk terus menyerukan anti kekerasan dan pelecehan seksual. Tidak hanya para generasi muda, namun semua kalangan masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dan peduli. Seperti beberapa musisi yang ikut menyuarakan anti kekerasan lewat lagu berikut ini.

Ilustrasi Argari Kekerasan Seksual

Lady Gaga – Til It Happens To You

Til It Happens To You merupakan sebuah lagu dalam film dokumenter “The Hunting Ground”. Lagu yang ditulis oleh Lady Gaga bersama Diane Warren ini menyinggung kekerasan seksual yang terjadi di sekolah-sekolah Amerika Serikat.  Dalam lagu ini, Lady Gaga memberi dukungan untuk para korban kekerasan seksual. Pada 18 Sepetember 2015, lagu ini resmi dirilis oleh Interscope Records dan mendapat banyak perhatian pendengarnya dengan pembawaannya yang sedikit muram.

Amigdala – Belenggu

Amigdala adalah sebuah band yang terdiri dari lima remaja yang berasal dari Bandung, Jawa Barat. Lagu Belenggu merupakan salah satu lagu yang terdapat dalam album “Balada Puan” mereka. Band yang berdiri sejak tahun 2017 ini menyinggung kekerasan seksual, khususnya pada seorang perempuan, lewat lagu berjudul “Belenggu”.

Lagu tersebut menceritakan tentang rekan mereka yang mengalami kekerasan seksual dari keluarga terdekatnya. Dalam lagu tersebut, Amigdala ingin memberika dukungan sekaligus menyampaikan pesar kepada generasi muda untuk lebih peduli adan sadar untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual terhadap perempuan.

Gabriel Mayo dan Dita Permatas – Hampir Pagi

Hampir Pagi adalah single kolaborasi Gabriel dan Dita yang dirilis pada 10 Desember 2020. Lagu ini tercipta dari keresahan Gabriel akan banyaknya kasus kekerasan dan pelecehan seksual. Dalam lagu ini, Gabriel ingin menyampaikan akan pentingnya kehadiran seseorang berada di samping korban. Bukan malah menyalahkan dan menyudutkan sehingga tidak dapat membela diri.

Tika dan The Dissidents – Tubuhku, Otoritasku

Tubuhku, Otoritasku adalah lagu yang dinyanyikan oleh grup musik Tika dan Dissidents. Lagu yang ditulis oleh Kartika Jahja, vokalis dan penulis lirik lagu, tersebut menuangkan banyak pesan mengenai otoritas tubuh sebagai hak diri sendiri, bukan orang lain. Dalam lagu tersebut, Tika ingin menyampaikan pesan bahwa orang lain tidak berhak untuk mengatur standar kecantikan seorang perempuan, orang lain tidak berhak untuk menyentuh jengkal tubuh seorang perempuan, dan perempuan bukanlah tempat pelampiasan untuk menerima kekerasan dan pelecehan seksual.

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here