Malang, 9 Agustus 2024Universitas Brawijaya menyelenggarakan acara Sarasehan Refleksi Empat Tahun Program Sekolah Keragaman dengan tema “Peran Perguruan Tinggi dalam Membangun Komunitas Inklusif” di Aula Gedung Fakultas Ilmu Budaya. Acara ini bertujuan untuk mempublikasikan hasil-hasil dari Program Sekolah Keragaman yang telah diabadikan dalam film dokumenter singkat “Sekolah Keragaman 1, 2, dan 3.”

Program Sekolah Keragaman merupakan bentuk kolaborasi yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, sehingga memiliki makna yang mendalam dengan harapan dapat memberikan dampak luas dan bermanfaat di masa mendatang. Program ini dibagi menjadi tiga bagian utama, yakni untuk mahasiswa Universitas Brawijaya, masyarakat desa, dan sekolah menengah umum. Dengan tema besar multikulturalisme, program ini berupaya menangani isu-isu multikultural yang tengah berkembang di masyarakat agar tidak menimbulkan perpecahan.

Warga Karta, sebagai inisiator program ini, menggandeng berbagai elemen masyarakat dalam pelaksanaan Sekolah Keragaman. Hipolitus, salah satu penggerak Warga Karta, mengajukan pertanyaan retoris tentang alasan dibentuknya Warga Karta dan mengapa organisasi ini begitu penting. Menurutnya, sebuah organisasi hanya dapat berjalan efektif jika terdapat individu yang berfokus dan menggerakkannya.

Melalui Warga Karta, Program Sekolah Keragaman hadir di tengah masyarakat dengan membentuk kelompok studi yang melakukan kajian kritis terhadap kesenjangan sosial yang ada. Program ini berfokus pada isu multikulturalisme untuk mengelola keragaman secara proaktif. Hipolitus menegaskan pentingnya mengantisipasi dan mengolah keragaman menjadi kekuatan, alih-alih menunggu hingga terjadi kerusakan sebelum melakukan perbaikan.

Dalam penjelasannya, Hipolitus mengibaratkan pentingnya kerjasama dalam kehidupan multikultural seperti sebuah lampu yang dapat dijelaskan secara teknis, namun manfaatnya baru terasa ketika berbagai elemen yang berbeda bersatu untuk menghasilkan cahaya yang bermanfaat bagi banyak orang.

Program Sekolah Keragaman juga melahirkan berbagai luaran yang bermanfaat, seperti buku saku bahasa Walikan Malang, kerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam kegiatan studi cultural event yang menghasilkan policy brief, serta berbagai kegiatan yang didokumentasikan dengan baik. Iwan, salah satu penggerak program, menegaskan bahwa semua kegiatan yang telah dilakukan dan hasil yang telah dicapai didokumentasikan secara menyeluruh.

Dalam sarasehan tersebut, berbagai kegiatan program dipaparkan secara detail, lengkap dengan testimoni dari berbagai elemen yang terlibat. Diskusi terkait keberlanjutan program dan harapan ke depan juga menjadi topik pembahasan yang penting dalam acara ini.

Program Sekolah Keragaman mendapat sambutan hangat dari masyarakat yang terlibat, karena dianggap mampu membantu mereka menghadapi isu-isu multikultural yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Universitas Brawijaya berharap melalui sarasehan ini, semua pihak dapat bersatu padu dalam upaya menciptakan masyarakat yang inklusif, serta berharap program ini dapat berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here