Azman H. Bahbereh

Lahir di Bonn, Jerman, pada 16 Desember 1770. Ludwig van Beethoven, kendati mengalami permasalahan pada telinganya, berhasil melahirkan komposisi yang tak pernah lekang-tenggelam oleh zaman. Fur Elise dan Moonlight Sonata tercatat merupakan 2 gubahan komposisi Ludwig van Beethoven yang paling banyak didengarkan sampai detik ini.

Tumbuh dari keluarga yang terbilang miskin, Beethoven banyak menghabiskan waktunya bermimpi dan berlatih, untuk menjadi musikus yang handal—berkesempatan belajar dengan Mozart serta Haydn. Di bawah bimbingan sang ayah yang temperamental juga terkadang brutal, dipukul dan dihukum adalah makanan sehari-hari Beethoven. Ayahnya ingin Beethoven menjadi anak ajaib seperti Mozart. Menjadi pianis virtuoso ternama. Maka tak jarang tubuh Beethoven masih menyisakan bekas memar, karena bimbingan langsung dari ayahnya.

Tapi ia tak pernah membenci yang namanya Mozart karena telah menjadi ambisi ayahnya dalam mendidiknya menjadi pianis. Malah, barangkali ia lebih berambisi melampaui Mozart ketimbang niat sang ayah. Kedisiplinan dari ayahnya itulah yang membawa Beethoven pada kesuksesan besar karya-karyanya. Masa kecilnya dihabiskan berlatih dengan banyak musisi. Tepat usia 10 tahun Beethoven mengundurkan diri dari sekolah hanya untuk lebih bisa fokus menjadi musikus yang unggul.

Karyanya, memang tak sebanyak Mozart atau Haydn. Namun sampai sekarang siapa yang tak mengetahui Beethoven? Ketenaran namanya dan musik-musiknya yang masih didengar sampai saat ini adalah bukti betapa terpeliharanya kejeniusan Beethoven melalui karyanya. Hampir keseluruhan komposisi gubahannya sempurna dan dikenali khalayak luas. Sonata-sonatanya merupakan warisan yang tak ternilai bagi perkembangan musik pascaklasik. Bahkan sampai opera besar bertajuk ‘Fidelio’ yang diinisiasi olehnya—hingga saat ini masih terselenggara oleh banyak teater di eropa.

Menjadi potret penting pada masa transisi klasik-romantik, Beethoven banyak menjadi rujukan dan teladan bagi komposer-komposer setelahnya. Tapi demikian juga yang terjadi dengannya. Beethoven tak pernah sempurna lepas dari bayang-bayang Mozart dan Haydn.

Kebesaran nama orang dua tersebut menjadikan Beethoven harus mencari celah lain agar terindentifikasi lebih leluasa. Maka idealisme dan sarat katarsis personalitas dirinya sendiri banyak bergaung dalam komposisi-komposisi gubahannya. Itu terlihat dari gaya tutur komposisi musiknya, yang terkadang lamban, terkadang kolosal, dan terkadang menyimpan rahasia di balik sebentang tabir.

Moonlight Sonata

Moonlight Sonata adalah salah satu karya sonata Beethoven yang paling terkenal, menawan dan melankolis. Digubah pada sekitar tahun 1801-1802, ketika pendengarannya pertama kali bermasalah. Sebuah komposisi piano yang paling hebat darinya. Banyak dari para musikolog yang berbondong-bondong menerjemahkan Moonlight Sonata. Salah satu penafsiran yang terpopuler adalah datang dari penyair Ludwig Rellstab—yang pada masanya sempat mempunyai koneksi yang intens dengan Beethoven. Ia menganggap Moonlight Sonata sebagai, “cahaya bulan yang mengedipkan matanya ke bantaran Danau Lucerne.”

Maka jamak kita lihat dan perhatikan gambar-gambar dari cahaya bulan dan bintang yang menyala-nyala pada vidio musik Moonlight Sonata. Komposisi ini aslinya berjudul Piano Sonata no. 14 di C# minor “Quasi una Fantasia”, op. 7 no. 2. Tetapi karena kepopuleran interpretasi dari Rellstab, komposisi ini lebih dikenal dengan Moonlight Sonata.

Tak hanya interpretasi Rellstab saja yang populer. Penafsiran dari para kritikus musik klasik juga sama kuatnya. Antara interpretasi dan jalinan pianonya memiliki kausalitas yang berdekatan. Beethoven, pada Moonlight Sonata dominan melakukan repetitif secara massif, dan seakan-akan sedang menuliskan sebuah balada yang anggun.

Para kritikus musik melihat tidak ada keindahan bulan dalam gubahan tersebut—hanya ada kesedihan yang justru terasa begitu hidup, menghipnotis sekaligus bergelimang kehilangan. Itu memang kesan yang dominan ditimbulkan dari Moonlight Sonata—gubahan Beethoven tersebut bermain-main hanya dalam homofonik dan kejutan beberapa singkup. Menjerat, sebuah komposisi piano yang memadatkan emosi.

Fur Elise

Judul aslinya bukanlah Fur Elise—tetapi Bagatelle in A minor, WoO 59. Sebuah musik piano karya Ludwig van Beethoven yang digarap sekitaran tahun 1810. Dimainkan secara solois. Judul Fur Elise pertama kali disematkan oleh para kolektur yang menemukan partitur asli dari gubahan Bagatelle in A minor ini. Di bawah judul tersebut, tertera tulisan kecil yang berisikan semacam nama yakni ‘Elise’. Partitur yang memuat nama ‘Elise’ tersebut ditemukan setelah 40 tahun kematian Beethoven. Maka tak lam dari penemuan itu, gubahan ini lebih akrab diketahui dengan judul Fur Elise.

Fur Elise sendiri menjadi fenomenal karena terdapat sebuah misteri di balik penciptaannya. Beanyak dari pegiat musik dan orang-orang pemerhati musik klasik—terutama pemerhati Beethoven, menyebutkan bahwa kata ‘Elise’ di sana ditujukan untuk wanita bernama Elisabeth Rockel, penyanyi opera yang bertemu dengan Beethoven pada tahun-tahun sebelum komposisi ini lahir.

Tetapi beberapa pengamat musik klasik lainnya juga memiliki teorinya sendiri. Ada yang mengatakan bahwa Fur Elise merupakan kekeliruan menulis dari Beethoven sendiri. Seharusnya Fur Therese (Therese Malfatti)—kekasih Beethoven—yang pada waktu itu akan melangsungkan pertunangan dengannya.

Pada teori yang lain juga mengatakan bahwa ‘Elise’ bukanlah nama dari seseorang, namun ‘Elise’ adalah sebutan atau panggilan pengganti dari ‘sayang’. Entah yang mana yang benar—tetapi Fur Elise sendiri—di luar dari perdebatan persoalan misteri yang belum terungkap—merupakan karya Ludwig van Beethoven yang paling banyak didengarkan sampai saat ini.

Kedua judul komposisi tersebut sampai sekarang ini, baik di kalangan awam maupun penyuka musik klasik, masih banyak dan sering didengarkan. Fur Elise menjadi gubahan Beethoven yang kerap diputar di berbagai tempat, bahkan menjadi pengiring dari banyak film, dan drama teater. Selain 2 komposisi di atas, Beethoven juga masih memiliki beberapa mahakarya, di antaranya adalah Simfoni No. 9, Simfoni No. 5, dan Piano Concerto No. 5. Tetapi komposisi-komposisi gubahannya itu hanya dapat dinikmati oleh orang-orang tertentu.

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here