Malang memang merupakan salah satu kota destinasi wisata yang memiliki ribuan sejarah. Salah satu sejarah yang terkenal di kota ini adalah Kerajaan Singhasari yang didirikan oleh Ken Angrok pada tahun 1222.
Kerajaan Singhasari merupakan kerajaan bercorak Hindu-Buddha. Laiknya kerajaan lain di Indonesia, Kerajaan Singhasari memiliki peninggalan berupa candi yang tersebar di beberapa daerah di Malang, salah satunya yaitu Candi Jago.
Candi Jago berlokasi di Jl. Wisnuwardhana, Ronggowuni, Tumpang, Kec. Tumpang, Kabupaten Malang. Menuju ke candi, jika dari Stasiun Kota Baru Malang menempuh waktu sekitar 35 menit.
Lokasi candi pun mudah ditemukan sebab berada di tepi jalan. Tiba di sana, mata akan tertuju pada bangunan candi yang tak kalah megah dengan Candi Singhasari. Namun sayangnya, bangunan Candi Jago tidak utuh sepenuhnya karena saat ditemukan terdapat akar-akar beringin yang besar.
Candi Jago atau juga disebut Candi Tumpang sendiri sejatinya berasal dari kata “Jajaghu” yang bermakna tempat suci. Candi ini mula-mula dibangun atas perintah Raja Kertangegara untuk menghormati ayahandanya, Raja Sri Jaya Wisnuwardhana, yang mangkat.
Seperti yang dilansir pada laman Kemendikbud, hal tersebut tertuang dalam Kitab Nagarakartagama, yang berbunyi: “Cakabda Kanawawaniksithi Batara Wisnu Mulih Ing Suralaya Pjah Dinamarta Sira Waleri Sirwawimbha Lan Sugatawimbha Mungguwing Jajaghu”.
Artinya : “Tahun Caka awan Sembilan mengebumikan tanah (1190 C) Raja Wisnu berpulang dicandikan di Waleri berlambang arca Ciwa di Jajaghu berlambang arca Budha.”
Salah satu keunikan Candi Jago tak luput dari reliefnya yang memiliki makna dan kisah tersendiri. Relief-relief ini terpahat elok memnenuhi seluruh bagian candi, mulai dari kaki hingga dinding ruangan atas.
Relief-relief itu berisi kisah Tantri Kamandaka, Kunjarakarna, dan peperrangan Krisna dengan Kalayawana. Tantri Kamandaka merupakan kisah yang memuat ajaran Budha. Sedangkan, Kunjarakarna berisi ajaran Hindu yang menceritakan Parthayana dan Arjuna Wiwaha.
Di puncak candi juga terdapat seperti pintu. Apabila dilihat dari kejauhan, seperti sebuah gerbang menuju dimensi lain. Ada pula beberapa artefak dan arca yang tertata rapi di sekitar candi. Di tengah pelataran depan candi, terdapat batu meenyerupai arca.
Di halaman candi juga terdapat beberapa arca dan artefak. Namun sayangnya beberapa artefak telah hilang. Bagian atas candi juga hilang, yang menurut cerita setempat dipercaya tersambar petir. Beberapa anak tangga candi tidak kokoh, sehingga perlu berhati-hati untuk melihat pemandangan dari atas candi.
Daya tarik wisata Candi Jago tentu juga tidak luput pula oleh taman indah nan asriyang melingkupi candi. Udara sejuk akan terhirup begitu kaki mulai berselancar di atas area candi.
Keberadaannya yang sangat dekat dengan pemukiman waga akan memudahkan wisatawan mencari makan atau cemilan. Memasuki wisata ini pun tidak dikenai biaya sepeser pun, alias gratis. Wisata ini menjadi salah satu tempat pakansi yang patut dikunjungi.
Nah, kebetulan liburan sebentar lagi datang, nih. Sudahkah Anda mempersiapkan wisata yang akan dikunjungi? Atau mungkin berminat untuk berpakansi sejarah ke Candi Jago?
Anda ingin berwisata ke Candi Jago atau candi-candi lainnya di Kota Malang, tapi masih bingung soal transportasinya? Jangan risau, Antaraya Tour dan Travel solusinya!
Antaraya Tour dan Travel merupakan jasa rental dan tour guide yang beroperasi untuk menemani perjalanan wisata alam pun non-alam di Jawa Timur, khususnya Malang Raya (Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang). Banyak pilihan wisata yang akan Anda jelajahi, mulai dari Heritage Malang, Fun de Situs, dan Susur Kampung.
Tidak perlu cemas, menggunakan jasa ini terjamin tidak mengecewakan. Antaraya menawarkan jasa professional dan kapabel. Nah, untuk selengkapnya Anda bisa menghubungi Antaraya atau klik di sini.
Tunggu apa lagi? Yuk, pakansi sejarah bersama Antaraya!