Perempuan Pemenang

Cerpen Perempuan Pemenang ini memotret keseharian seorang perempuan yang tetap tegar menjalani kekelautan hidupanya. Penulis juga membingkai cerpen ini penuh dengan diksi-diksi yang amat sederhana, namun dapat mempermainkan rasa yang begitu mendalam.

Setiap perjalanan manusia di muka bumi ini, tentu tidak terlepas dari kesadaran yang berdasar pada pengalaman intelektual dan batin. Dalam konteks tersebut, dapat membantu manusia untuk mengarungi kehidupannya. Sadari bahwa seyogianya alam semesta ini juga turut andil memimbing tiap manusia dalam laku kehidupan. Walaupun dengan tanda-tanda yang sangat abstrak. Tatkala mengalami kondisi kritis alam semesta akan bahu membahu untuk keluar dari kondisi tersebut. 

Akan tetapi, manusia yang sadar akan tanda-tanda tersebut, tidak akan tunduk terhadap kesulitan yang menghardik dirinya. Malah sebaliknya kesulitan tersebut tersulapkan menjadi anugrah dari Mahapencipta alam semesta ini. Sehingga, rasa syukur akan terus menyelimuti kehidupan manusia tersebut. Tidak terkecuali dengan para perempuan yang hadir di ruang sosial dengan segala subordinasi yang ada. Kebanyakan masyarakat kita, tetap melabelkan perempuan sebagai makhluk kedua dari jenis kelamin yang lain. Di mana kehadirannya, tidak dianggap menjadi sebuah keberkahan, tetapi lebih menganggap bahwa hadirnya menjadi momok ketakutan ketika dia tumbuh dewasa. 

Hal itu perlahan terhapuskan lewat keberhasilan perempuan yang keluar dari zona tersebut. Mereka menjelaskan bahwa keberhasilan tidak hanya mampu dinilai dari fisik semata, tetapi dari kekuatan dan ketangguhan hati sebagai pemenang kehidupan sesungguhnya. Lewat tulisan Rahmat Jibril, dalam kumpulan cerpen yang berjudul Perempuan-Perempuan Pemenang ini, penulis memperkenalkan bahwa perempuan tak bisa hanya dikenal sebagaimana khalayak umum mengartikannya, perempuan lemah, perempuan tak berlogika, perempuan hanya mampu bergantung, perempuan tak bisa melakukan apapun, dan segala label yang negatif hiangga membunuh jati diri perempuan tersebut. 

Dengan kumpulan cerpen tersebut, penulis perlahan menghapuskan anggapan umum perihal perempuan dan mulai memperkenalkan bahwa perempuan memiliki sifat tangguh, mandiri, dan mampu menginspirasi banyak orang karena lakunya. Tidak ada yang tahu, bila perempuan telah memutuskan sesuatu maka setiap energi terkerahkan pada pilihan tersebut. Itulah salah satu pesan singkat yang disampaikan oleh penulis. 

Cerpen ini memotret keseharian seorang perempuan yang tetap tegar menjalani kekelautan hidupanya. Penulis juga membingkai cerpen ini penuh dengan diksi-diksi yang amat sederhana, namun dapat mempermainkan rasa yang begitu mendalam. Ditulis dengan penuh suasana yang nyata hingga membuat pembaca larut dalam setiap kata. Tentu penulis menceritakan tidak hanya sekadar imajinatif belaka saja, tetapi berdasar pada kenyataan. Mungkin saja sebagian besar cerita yang dituliskan pernah menjadi kisah kita semua walaupun alur tak sama, tetapi subtansi dan nilainya pun mendekati kisah kekalutan kehidupan kita semua, khusunya perempuan.

Seperti, cerita seorang perempuan penjual kue yang harus menjadi tulang punggung keluarga untuk membiayai anaknya bersekolah sedangkan suaminya tak acuh terhadap keluarganya, tetapi perempuan tersebut tetap tegar menjalani kehidupannya. Lalu, terdapat cerita tentang perempuan yang telah lama ditinggal oleh suaminya lebih dahulu, memilih untuk tak menikah kembali, walaupun banyak sekali lelaki yang mencoba mendekatinya, dia tetap setia dengan mendiang suaminya dan memilih untuk mendidik anaknya menjadi anak yang baik.  Ada pula cerita perempuan yang dipaksa menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak dicintainya, pada akhirnya mereka menikah dengan segala janji calon suaminya yang ingin membahagiakannya. Namun, keluarganya tumbuh dengan penderitaan tidak ada cinta dan kasih di dalam rumah tangganya. Dan suaminya melanggar segala janji yang diucapkan sebelum menikah. Singkat cerita, mereka memiliki anak dan perempuan itu menginginkan mimpinya untuk melanjutkan sekolah kembali, namun suaminya tidak merestui yang berakhir cerai.

Pasca-berpisah dengan suami dan tak mendapatkan hak asuh anaknya, perempuan tersebut tetap tegar dan memilih untuk mengejar cita-citanya dengan penuh kegigihan. Begitu juga kisah seorang perempuan yang tidak pernah mengetahui apabila suaminya memiliki istri yang sangat banyak. Namun, tetap mempertahankan suami hingga ajal menjemputnya. Selain itu perempuan tersebut tetap menyambut istri dan anaknya suaminya dengan penuh keiklasan. 

Kisah yang dihadirkan memang tragis, namun penulis mengajak para pembaca untuk bertamsya mengetahui realitas kehidupan. Siapa yang memiliki keluasan hati, maka dia yang menjadi pemenangnya. Sedangkan mereka yang tak belajar perihal hidup yang mengada pada Mahapencipta, dia tak mungkin dapat mengambil kenikmatan hidup yang sesungguhnya. Dari semua kumpulan cerpen yang ada, pembaca diajak untuk memaknai ulang hakikat hidup. Selain itu bahwa tidak ada yang paling unggul antara perempuan dan lelaki di muka bumi ini, kecuali ke dalaman ilmu dan batin yang mengantarkan pada nilai kemenangan hidup. 


Judul Buku : Perempuan-Perempuan Pemenang
Penulis : Rahmat Jibril
Penerbit : Beranda Kelompok Intrans Publshing
ISBN : 978-623-95424-9-8
Halaman : X + 264

Beli Alat Peraga Edukasi Disini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here