Siapa yang tidak tahu Gunung Bromo? Gunung yang terkenal dengan ragam destinasi yang jadi kebanggan tanah air, sebagian besar masyarakat rasanya sudah akrab dengan Bromo. Tak hanya keindahan alamnya saja, kehangatan masyarakat suku Tengger dengan sahaja tradisinya pun begitu memikat untuk dinikmati.
Begitu tersohor dengan panorama wisatanya, hiduplah masyarakat suku Tengger seperti dalam buku “Keajaiban Bromo, Tengger, Semeru” yang juga tak asing begitu menyentuh gendang telinga. Menyapa fakta-fakta tentang Suku Tengger, kehangatan rupa-rupa tradisi turun-temurun terasa begitu menempel dengan budaya nenek moyang yang diwariskan dari satu generasi ke generasi lain. Sebuah suku yang masih kental dengan budaya Jawa ini begitu menggugah rasa penasaran untuk menggali lebih dalam tentangnya.
Pada lereng Gunung Bromo yang seakan selalu sedingin kutub bagi selain warga setempat, rumah adat Suku Tengger berdiri kokoh nan menawan. Geografis tepatnya yakni di Dusun Semoro Lawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura. Bangunan yang didominasi kayu itu seolah membaur dengan keindahan alam lereng Bromo, membuat hunian itu terlihat begitu nyaman untuk tempat menetap. Tengah atapnya yang meninggi menyebabkan bagian samping atap merendah, dengan dua daun jendela menempel pada sisi rumah. Sebuah rumah adat yang begitu khas akan budaya Jawa dan rajutan alam sekitar yang begitu menggoda untuk sekadar disinggahi.
Dalam berkomunikasi, bahasa Jawa-Tengger adalah bahasa yang digunakan masyarakat Tengger. Bahasa Kromo yang begitu halus akan menyapu daun telinga, dipakai ketika berkomunikasi dengan yang lebih tua. Untuk menyapa lawan tutur berumur sebaya memakai Bahasa Ngoko. Kepercayaan Suku Tengger awalnya didominasi animisme dan dinamisme, kemudian penyebaran agama Hindu dan Buddha mewarnai masyarakat pada masa Kerajaan Majapahit, yang diwariskan hingga saat ini. Adat istiadat tak luput dari perhatian setiap generasi, tak membiarkan warisan nenek moyang tertelan roda perkembangan zaman. Salah satunya hari raya Yadya Kasada yang pelaksanaannya terjadi saat bulan ke-12 (Kasada) tiba, bersamaan dengan purnama pada rembulan. Pada hari raya Yadya Kasada masyarakat Tengger akan menggelar Upacara Yadya Kasada di sebuah tempat ibadah bernama Pura Luhur Poten. Letak pura ini berada tepat di bawah kaki Kawah Bromo yang membuatnya dikelilingi padang pasir yang luas. Pura Luhur Poten didirikan masyarakat Tengger pada tahun 2000. Tak sedikit adat istiadat yang dapat disaksikan ketika tiba waktunya untuk masyarakat Tengger melaksanakannya. Sungguh sebuah suku yang begitu berharga dengan pertahanan budayanya yang kokoh laksana baja.
Jika Sobat Dolan hendak berwisata sejarah di Kota Malang, Museum Panji menarik untuk dikunjungi. Atau ingin ke objek wisata sejarah lainnya? Di Malang Raya ada banyak pilihan wisata edukatif lhoo..
Pengen jalakn-jalan tapi masih bingung transportasinya? Tenang sobat, Antaraya Tour dan Travel bisa jadi solusinya!
Antaraya Tour dan Travel adalah jasa rental dan tour guide yang siap menemani perjalanan wisata alam pun non-alam di Jawa Timur, khususnya Malang Raya (Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang). Antaraya menawarkan beragam pilihan wisata mulai dari Heritage Malang, Fun de Situs, dan Susur Kampung.
Masih ragu menggunakan jasa Antaraya? Tenang sobat, Antaraya dijamin tidak mengecewakan. Antaraya sudah berpengalaman dengan jasa profesional dan kapabel. Nah, untuk selengkapnya Anda bisa menghubungi Antaraya atau klik di sini.
Tunggu apa lagi? Yuk, menjelajah sejarah bersama Antaraya!