Berikut Beberapa Puisi Karya Puisi Gilang Sakti Ramadhan.
FRAGMEN LABUAN BAJO
I
sebuah hotel besar, meng-ghosting penduduk
dengan menembakkan laser untuk pembatalan hujan
–walau langit sudah gelap serupa
warna botol bir yang dijual hampir di seluruh toko.
II
pembangunan di mana-mana. uang seperti membungkus
kota dan siap dilelang —pelelangan besar-besaran.
big sale dari pejabat pemerintah yang makan sebanyak gunung,
tidur sebanyak gunung, namun bekerja tak sebanyak gunung.
III
kota ini diawasi oleh dua kekhawatiran. durhaka terhadap
nenek moyang sebab tak menjalankan tradisi atau menjadi
masyarakat asing sama sekali, yang kehilangan landasan hidup
dan menyebabkan generasi selanjutnya menjadi lost generation .
DI SEBUAH KAFE
petugas kafe menyodorkan
menu. aku memesan
kue ekonomi yang besar.
serupa roda
lagu-lagu yang berputar
mendorong waktu agar berjalan makin laju
meninggalkan seluruh pengunjung
di antara bau mentega dan keinginan-keinginan
yang tak pernah selesai.
ISTIRAHAT DI SEBUAH COFFEE SHOP
siapakah tukang bikin kopi
di hadapan Soekarno Hatta yang mengintip
dari uang seratus ribu. hampir semua toko
tutup. vietnam drip untuk kedamaian perang Vietnam.
di sisi lain—para pemilik saham
mondar-mandir di antara
teks proklamasi dan mesin kalkulator.
BELANJA ONLINE
pada web perbelanjaan online itu
tercium aroma nektar bunga. di sana
tampak lebah trigona terus-menerus memperbanyak diri.
seratus tujuh puluh lima ribu per satu botol madu
deal! pasar online untuk penghancuran pasar offline.
khasiat menggeser harga. hingga jauh
hingga terbuka rahasia:
tubuh para buruh tak boleh rubuh.
NOTA BELANJAAN
ilusi ledakan dari dalam busi
tarik-menarik dengan rekening bank.
tunggu. montir sibuk menatap
nanar dalam lubang waktu.
tidak usah ditunggu.
kampas rem mendengingkan bunyi.
nota belanjaan telah dicetak.
memindahkan tubuhnya
ke pajak negara yang
lupa cuci mulut.