Dalam acara dialogIN bertajuk “Dampak Sampah dan Kesehatan Lingkungan,” tim Intrans Publishing mengadakan siaran langsung melalui akun Instagram @intranspublishing. Acara ini dilangsungkan dalam rangka memperingati Hari Pohon Sedunia yang jatuh pada tanggal 21 November lalu.
Selain itu, acara ini juga merupakan salah satu dari serangkaian acara HUT PT Citila yang ke-19. Dipandu oleh Khadijah, diskusi kali ini mengundang Ferdi Adi Pratama yang merupakan salah satu relawan di Trash Hero Tumapel bidang humas.
Trash Hero Tumapel merupakan bagian dari Trash Hero Indonesia yang awal mulanya didirikan di Thailand pada 2013. Setelah mengalami perkembangan, Trash Hero World akhirnya berdiri di Indonesia dengan nama Trash Hero Indonesia. Trash Hero Tumapel sendiri didirikan di Malang pada 2018. Sampai hari ini, sudah hampir sebanyak 1.600 relawan aktif mengikuti program-program dari THT.
Dalam satu tahun sekali, THT mengadakan open recruitment untuk relawan. Namun, untuk kegiatan clean up atau aksi bersih, THT tidak membatasi untuk mahasiswa atau warga yang ingin mengikutinya, karena setiap agenda aksi bersih atau edukasi diposting di media sosial THT, sehingga semua orang dapat berpartisipasi.
Sesuai jargon dan motto yang dimiliki THT, yaitu “we clean, we educate, we change,” THT menjabarkannya menjadi program kerja. We clean, program kerja langsungnya dengan mengadakan aksi bersih. Aksi bersih biasanya dilaksanakan di tempat-tempat yang menjadi tempat kerumunan masyarakat, seperti di hutan kota, taman kota, atau tempat wisata di wilayah Malang Raya. We educate, THT mengagendakan kegiatan yang bersifat edukasi. Edukasi ini tidak hanya diperuntukkan bagi kalangan perguruan tinggi atau mahasiswa saja, tetapi juga untuk kalangan siswa, seperti SMA dan SMP, bahkan memberikan edukasi sejak dini dengan belajar bersama siswa tingkat SD.
Program-program yang telah dilaksanakan oleh THT dapat dikatakan sukses dan akan terus diadakan dengan mengimbangi kondisi masyarakat dengan membuat program-program yang relevan. THT juga mengadakan pelatihan ecoprint. Kegiatan kepelatihan yang menjadi program THT biasanya diajak untuk berkolaborasi dengan komunitas atau organisasi lain. Namun, untuk pelatihan pembuatan ecoprint sendiri masih dilakukan oleh relawan THT dan beberapa warga.
Selain kesadaran dan keinginan masyarakat sendiri untuk menjaga lingkungan dari limbah atau sampah, THT juga mendorong adanya perubahan atau kebijakan di pemerintahan atau yang lainnya. Bentuknya, yaitu kita sebagai masyarakat seharusnya mengupayakan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Karena berdasarkan hasil aksi bersih yang dilaksanakan THT di lapangan, banyak sekali sampah plastik sekali pakai. Jika kita bisa menggunakan media yang lebih tahan lama atau yang bisa digunakan secara terus-menerus, seperti totebag atau tumblr, hal inilah yang seharusnya bisa disemarakkan kepada masyarakat.
Berkaitan dengan hal tersebut, buku “Politik Hukum Pengelolaan Lingkungan Hidup” membahas tentang politik hukum atau kebijakan pemerintah dalam mengelola ruang hidup. Buku ini diterbitkan Setara Press (kelompok Intrans Publishing) yang konsiten menghadirkan kajian hukum teraktual. Dalam rangka menjaga lingkungan, tentu literatur tersebut akan sangat berguna dibaca untuk menambah wawasan.
Kegiatan THT, khususnya aksi bersih, lebih sering dilaksanakan di Kota Malang dibanding Kota Batu dan Kabupaten Malang, karena banyak taman kota, hutan kota, dan tempat wisata. Namun, ketika melaksanakan aksi bersih di Kabupaten Malang maupun Kota Batu, sampah yang diangkut pun tidak kalah banyak. Dari total aksi bersih yang dilaksanakan selama hampir empat tahun, sebanyak hampir tiga ton sampah telah diangkut. Sampah yang telah diangkut dipisahkan sesuai dengan jenisnya, seperti sampah organik dan anorganik. Sampah yang memiliki brand juga didata, sehingga data tersebut bisa dilaporkan dan disampaikan kepada perusahaan terkait bahwa perusahaan tersebut telah menghasilkan sampai sebanyak sekian di wilayah tertentu.
Pada sepuluh bulan terakhir Watchdoc menggali isu tentang sampah dan melakukan pendataan brand, didapatkan sebanyak 5 perusahaan terbesar telah menghasilkan sampah plastik terbanyak. Sementara THT mendapatkan beberapa perusahaan besar yang menghasilkan sampah terbanyak, seperti bungkus rokok, puntung rokok, sampah makanan, dan sabun atau deterjen.
Terdapat sebagian masyarakat yang memahami akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa di Kota Malang masih ada saja masyarakat yang membuang sampah di tempat umum, seperti di jalan raya atau di petak tanah yang kosong, atau langsung ke sungai. Hal ini terjadi karena membuang sampah seperti itu merupakan cara praktis untuk menyingkirkan sampah di sekitar halaman rumah.
Dalam buku “Ekologi Kesehatan Lingkungan,” menjelaskan bagaimana perubahan lingkungan terjadi di sekitar kita. Buku ini diterbitkan Intimedia (kelompok Intrans Publishing) yang mewadahi tema pertanian, peternakan, perikanan, dan sektor teknik atau digital.
Trash Hero Tumapel berupaya untuk mendorong pemerintah membuat kebijakan mengenai pembuangan sampah yang dibuang berdasarkan jenisnya, sehingga memudahkan untuk dilakukan pengolahan seperti daur ulang. Selagi hal tersebut belum tercapai, THT menghimbau masyarakat untuk memelihara maggot, juga melakukan ecoenzim dengan mengumpulkan sampah organik ke dalam satu wadah, yang difermentasi selama sekitar tiga bulan dengan hasil dapat digunakan sebagai pembersih lantai.
Reduce is the key, mengurangi adalah kunci, karena kita tidak mungkin terus-menerus mengolah dan mengolah dan mengolah atau mendaur ulang sampah yang telah kita hasilkan. Kita seharusnya sudah beralih dan mengurangi sampah plastik sekali pakai ke media yang sifatnya ramah lingkungan.