Setiap manusia pasti punya mimpi dan impian. Apapun itu jenis dan bentuknya. Tentu setiap orang mempunyai tujuan yang berbeda-beda, yang membuat makna sukses setiap orang juga tak sama. Sukses bisa diartikan secara umum ketika seseorang mencapai hal yang diharapkannya.
Meraih kesuksesan merupakan suatu pencapaian yang membanggakan memang. Apalagi mengingat usaha yang dilakukan tidak hanya memerlukan tenaga, namun juga mental yang besar. Kepuasan yang didapat setelah berada di titik yang diinginkan mungkin tidak bisa diukur hanya dengan “membayangkan”.
Tidak sedikit pejuang sukses yang menerapkan prinsip bangkit sebagai motivasi untuk move on dari kegagalan. Di saat masih berada di tengah jalan, mereka seakan menjadi tentara yang memiliki banyak kata-kata mutiara sebagai motivasi diri dan menjadi manusia paling rendah hati yang ada di bumi. Kemudian setelah berhasil memenangkan pertempuran, mereka menjelma bak seorang kesatria yang bangga pada diri sendiri dan menjadi inspirasi.
Namun, tahukah kamu bahwa perasaan bangga itu terkadang membuat kita lupa, bahkan terjerumus dalam jurang. Saat berada di puncak kesuksesan seseorang perlu menghindari hal-hal yang hanya membuang waktu sebagai bekal untuk melangkah ke tahap selanjutnya atau bertahan di titik itu. Bekal ini biasanya secara tidak sadar dilupakan sehingga menyebabkan semua usaha yang telah dilakukan terbuang sia-sia dan jatuh begitu saja.
Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka jangan melakukan hal-hal berikut ini.
Pertama, terlalu menyombongkan diri. Seseorang terkadang secara tidak sadar memamerkan apa yang telah dicapainya kepada orang lain. Hal itu mungkin bisa jadi dianggap sebagai self-reward atau inspirasi bagi orang lain agar bisa termotivasi untuk sukses. Namun di sisi lain, membanggakan diri secara berlebihan malah akan memberi kesan “sombong” di depan orang lain.
Jangan terlalu berbangga hati, karena saat jatuh akan terasa jauh lebih sakit. Membanggakan tentang apa yang telah kita raih tidak dilarang, namun jika terlalu sering menceritakannya, apalagi pada orang yang sama. Orang lain tidak akan merasa senang dan nyaman saat berbicara denganmu atau bahkan berada di sekelilingmu.
Kedua, merasa puas dengan apa yang telah dicapai. Setelah berhasil meraih apa yang diinginkan, salah satu kesalahan fatal yang tidak boleh dilakukan adalah cepat merasa puas terhadap apa yang telah didapatkan. Hal tersebut akan menghambat perkembangan.
Belajar dari kesalahan perusahaan Nokia misalnya, perusahaan yang berjaya pada masanya. Di kala ancaman datang melanda, Nokia masih jalan di tempat dan tidak berkembang. Kurangnya kewaspadaan menjadikan Nokia kalah saing dari perusahaan lainnya. Hal itu disebabkan oleh kepuasan Nokia setelah mendapat kesuksesan.
Ketiga, tidak bersyukur atas apa yang telah didapat. Sebagai manusia yang beragama hendaknya kita merasa bersyukur atas segala sesuatu yang telah dilimpahkan. Salah satu golongan orang yang sombong adalah ia yang tidak pernah bersyukur atas apa yang telah dicapainya.
“Bangga tapi jangan sombong. Kerja keras tapi jangan terpaksa. Bersyukur tapi jangan cepat berpuas diri.” – Wishnutama
Keempat, kurang berinovasi. Perubahan zaman bersifat dinamis, ia akan berubah dan berkembang seiring waktu berjalan. Orang-orang akan cepat jenuh, persaingan juga tidak akan berhenti pada satu lingkaran saja. Dalam hal ini, kreativitas dan inovasi sangat diperlukan guna mengikuti permintaan dan bertahan di tengah banyaknya persaingan.
“Usaha dan keberanian tidak cukup tanpa tujuan dan arah perencanaan.” – John F. Kennedy
Kelima, terlalu berorientasi pada masa depan. Ketika seseorang mengejar apa yang diimpikan dan terus bekerja keras meskipun telah berhasil mencapainya hingga lupa pada hal yang penting yaitu bahagia. Sukses itu tidak ada batasnya untuk bisa dikejar. Jangan sampai kesuksesan malah akan menjadikan kehidupan seperti monoton, hampa, dan tidak berwarna.
Bagi Dahlan Iskan, tokoh terpandang yang dikenal oleh banyak orang, bahwa kehidupan itu ada tiga jenis aliran hidup. Pertama, terlalu membanggakan masa lalu merupakan kegiatan yang sia-sia. Kedua, terlalu memikirkan masa depan tidak akan membuat bahagia. Ketiga, pilihan yang realitas dan tepat adalah bekerja sebaik-baiknya untuk saat ini.
“Hal yang paling penting adalah menikmati hidupmu, menjadi bahagia, apapun yang terjadi.” – Audrey Hepburn.