Perkembangan sastra di Kota Malang terbilang lumayan masif. Tak sedikit penyair, cerpenis, novelis, memulai debut atau baru menyentuh kesusastraannya di Kota Malang. Mengawali diri sebagai mahasiswa, kemudian berproses, menuai hasil, dan menyandang nama di antara nama-nama yang lainnya. Malang menjadi saksi yang diam akan tahapan kepenulisan mereka. Namun, sebagaimana yang akan datang nantinya, waktu membawa mereka pergi dan menempuh belantara yang baru, entah bagi kelanjutan kreatifnya atau kelanjutan hidup yang berlainan. Hingga pada akhirnya, mereka dan Malang, hanyalah terhubung pada ingatan yang berupaya untuk tetap saling mengenal.
Membicarakan Kota Malang, tak cukup asik kalau tidak membicarakan sastrawan-sastrawan yang berproses di kota tersebut. Malang seperti menjadi rahim dari kelahiran sastrawan-sastrawan terampil, termasuk Wahyu Prasetya. Wahyu Prasetya adalah seorang penyair asli Malang. Ia lahir di kota tersebut pada tanggal 5 Februari 1957. Puisi-puisinya tersebar luas di dalam negeri maupun luar negeri pada dekade 1980-an. Tetapi dewasa ini, namanya jarang terlacak dan jarang ditandai dalam pergulatan kesusastraan Indonesia. Bahkan konon, namanya tak dicantumkan dalam buku “Apa & Siapa Penyair Indonesia”.
Wahyu terlupakan dan dilupakan. Inilah yang kemudian coba diangkat oleh komunitas-komunitas kesenian di Kota Malang, khususnya Pelangi Sastra, lewat acara yang bertajuk Mengenang Wahyu Prasetya, dengan tema “Melukis Kiprah Wahyu di Kanvas Perpuisian Indonesia”. Kegiatan serupa sebelumnya pernah digelar pada 2018 yang lalu. Tahun kepergian Wahyu.
Tahun ini, Komunitas Pelangi Sastra dibersamai beberapa komunitas di antaranya Gerilya Literasi, CIBI, Siaran Puisi, dan Kedai SWK, mengangkat lagi acara ini. Mengais masa lalu tentang pengembaraan kepenyairan Wahyu Prasetya dalam kesusastraan Indonesia, dan membicarakannya dalam forum yang lebih terbuka. Acara akan diadakan pada;
Tanggal : Jumat, 3 Maret 2023
Waktu : 18.30 s.d 21.30 WIB
Tempat : Kedai Saptawikrama (SWK), Jln. Bantaran Indah No. 18, Kota Malang
Turut hadir sebagai pembicara yakni sastrawan Tengsoe Tjahjono, dan Tjahjono Widijanto. Keduanya merupakan kerabat dekat Wahyu Prasetya, dan sejawat yang bertumbuh bersama dalam kesusastraan Indonesia. Hadir juga Ibu Dewi, istri dari Wahyu Prasetya. Perbincangan tentang perjalanan kepenyairan Wahyu Prasetya akan dipandu oleh Denny Mizhar.
Acara yang bertemakan “Melukis Kiprah Wahyu di Kanvas Perpuisian Indonesia” ini juga membuka panggung pembacaan puisi dan penampilan musik. Para pembaca di antaranya Isma, Maya, Kevin, Aan, Maimuna, Man, Dani. Adapun penampilan musik akan diisi oleh Splendid Dialog dan Kak Fey.